Senin, November 29, 2010

Pengalaman Termanis


Seperti pengalaman terpahit, pengalaman termanis juga selalu melekat dalam alam bawah sadar manusia, hanya saja perlakuannya berbeda. Pengalaman terpahit cenderung disembunyikan, sementara pengalaman termanis akan sering diceriterakan, bahkan terkadang dengan berlebihan. Kedua pengalaman tersebut pada dasarnya sama kegunaannya untuk lebih mengenali diri kita, sehingga kemampuan seseorang dalam menceriterakan kedua pengalaman tersebut juga bisa menjadi petunjuk stabilitas emosi seseorang dan kemampuannya dalam memetik pelajaran dari setiap peristiwa yang pernah dialaminya.

Perbedaannya, kalau pengalaman terpahit berguna mengenali apa yang tidak kita inginkan, maka pengalaman termanis bermanfaat untuk mengetahui apa yang sebenarnya kita harapkan. Frekuensi dalam menceriterakan pengalaman termanis juga bisa menjadi indikator keadaan seseorang di masa sekarang. Seseorang yang terlalu sering menceriterakan pengalaman termanisnya, bisa jadi karena sampai saat ini pengalaman tersebut belum juga bisa diulanginya. Tidak perlu heran kalau ada orang yang demikian membanggakan prestasi-prestasinya di masa lalu. Bisa dipastikan orang tersebut tidak lagi memiliki prestasi di masa kini.

Dari peristiwa yang kita sebut sebagai pengalaman termanis, kita bisa mempelajari lebih jauh apa yang sesungguhnya kita harapkan dalam hidup ini. Jika pengalaman termanisnya adalah meraih gelar juara misalnya, baik itu di bidang pendidikan (akademis) maupun olah raga, bisa ditelusuri lebih lanjut, keberhasilan meraih prestasi atau dihargai dan dipuji banyak orang yang sebenarnya memberikan kesan paling manis. Dari situ akan memperjelas apa sesungguhnya yang kita harapkan dalam hidup ini. Sehingga bila kita masih bingung dalam merencanakan masa depan telaah terhadap pengalaman termanis kita bisa membantu mengarahkannya.

Tentu, tidak semua harapan itu sepenuhnya bisa terwujud. Namun dengan mengetahuinya memudahkan langkah kita dalam mewujudkannya. Sering terjadi, pertambahan usia seseorang bukannya kian memperjelas dan lebih fokus harapan hidupnya, sebaliknya malah bisa semakin kabur arah hidupnya. Contoh sederhana, pertanyaan tentang cita-cita akan dijawab seorang anak SD dengan lebih kongkret dibandingkan jawaban seorang sarjana. Absurditas cita-cita itulah yang antara lain bisa dibantu diatasi dengan telaah atas pengalaman termanis, untuk kemudian bisa diarahkan pada cita-cita yang lebih kongkret.

Karena itu kalau anda juga kebingungan menentukan cita-cita, mulailah dengan menentukan peristiwa yang menurut anda merupakan pengalaman termanis. Telusuri lebih mendalam, mengapa peristiwa itu menjadi pengalaman termanis, sampai akhirnya anda temukan substansi dari kondisi yang menjadi harapan anda. Itulah yang sesungguhnya ingin anda dapatkan dalam hidup ini. Selanjutnya bisa direncanakan lebih lanjut substansi kondisi yang anda harapkan tersebut bisa diwujudkan dengan cara apa dan bagaimana. Itulah yang perlu anda tentukan menjadi cita-cita anda. Selamat mencoba.


Majalah Motivasi & Inspirasi KHAlifah Edisi 29, Nopember 2010, hal 38.

Tidak ada komentar: