Selasa, September 29, 2009

Ora Ngapak Ora Kepenak


Gagasan pembangunan daerah yang lebih memperhatikan sumber daya lokal bukan hanya mengemuka di Indonesia. Di tahun 1990-an di Jepang, meski belum begitu populer, sudah mulai ada upaya memunculkan lokalogi, yaitu ilmu pengetahuan tentang daerah atau masyarakat lokal. Di Propinsi Iwate misalnya, pemda setempat berinisiatif dan memfasilitasi penyusunan Ilmu Iwate untuk membangkitkan daerahnya. Menyusul kemudian Ilmu Yamagata di Propinsi Yamagata, Ilmu Kakegawa di Kota Kakegawa, Ilmu Minamata di Kota Minamata dan sebagainya.
Menurut Mr. Yoshimoto, seorang aparat Pemda Kota Minamata yang merupakan salah satu pencipta Ilmu Minamata, titik awal pelaksanaan lokalogi adalah adanya kenyataan bahwa masyarakat setempat belum tahu apa-apa tentang daerahnya sendiri. Akibatnya, mereka selalu melihat apa yang tidak ada di daerah, tanpa melihat apa yang ada di daerah. Ini merupakan semacam penyakit kehilangan jati diri yang membuat mereka menjadi tidak percaya diri lagi. Keadaan ini bisa menyebabkan dua kemungkinan, mereka akan mudah dipengaruhi oleh pendapat orang luar dan trend dunia luar, atau sebaliknya mereka akan menutup diri dan menolak pendapat dari orang luar.
Setelah reformasi, Kebumen termasuk daerah yang mengalami banyak perubahan, setelah sebelumnya sering dijuluki sebagai daerah stagnan. Namun apakah perubahan itu bertumpu pada potensi sumber daya lokal Kebumen, masih perlu dikaji lebih lanjut. Penyusunan Rencana Strategis Daerah (Renstrada) setiap 5 tahun menjadi momentum yang strategis. Dan karena ruhnya adalah visi-misi dari pasangan Bupati-Wakil Bupati terpilih dalam Pilbup 2010 nanti, pilbup menjadi penting dalam ikut menentukan arah perkembangan Kebumen, bertumpu pada potensi lokal Kebumen atau sekadar menjiplak rencana daerah lain.
Ilmu Kebumen memang perlu dikembangkan untuk memberi arah pembangunan Kebumen. Tapi tidak usah berpikir terlalu rumit dulu. Kita mulai dengan ungkapan sederhana saja, “Ora Ngapak Ora Kepenak”. Artinya, mari merencanakan pembangunan Kebumen bersama masyarakat Kebumen dengan memakai bahasa sehari-hari orang Kebumen, sehingga lebih banyak pula informasi yang bisa diperoleh tentang Kebumen. 

Tidak ada komentar: