Senin, Juli 19, 2010

Mengakrabi Perubahan


“Change is never ending process”. Selama kehidupan masih ada, selalu ada perubahan setiap hari, setiap jam, bahkan setiap detik. Karena itu selama kita masih hidup harus senantiasa siap menghadapi perubahan. Siapa yang tidak siap akan tergilas oleh perubahan. Lima belas tahun lalu, bisnis warung telekomunikasi (wartel) masih prospektif. Hari ini wartel tinggal cerita, tergilas oleh menjamurnya telepon seluler. Masih bisa hidup, tapi nafasnya tersengal-sengal. Demikian juga bisnis warnet, hari ini masih berkibar, namun sesungguhnya sedang berada di ambang maut dengan kian pesatnya teknologi nirkabel seperti broadband, wifi dan blue tooth.

Pelatihan yang seharusnya mencerahkan pesertanya, apalagi kalau diberi label out bonds (kependekan dari out of bonds, keluar dari batas, tidak semata-mata out of doors, di luar ruangan) bisa gagal mencapai tujuan ketika pelatihnya terjebak pada rutinitas kegiatan melatih. Peserta mungkin antusias mengikuti. Tapi hanya karena menemukan game baru dalam pelatihan, bukan didorong semangat untuk mendapatkan pencerahan lalu melakukan perubahan. Akibatnya kegiatan pelatihan bisa lebih menonjol sifat rekreatif daripada edukatifnya.

Untuk menghindari hal itu suasana dalam pelatihan harus sering dilakukan perubahan, agar pelatih tidak seperti CD materi pelatihan yang diputar setiap saat. Pelatihan juga harus berbeda dengan pertunjukan film di bioskop, hanya mengandalkan peralatan multi media dengan dukungan sound effect dan teknologi pengolahan gambar yang membuat penonton terkesima, enggan beranjak dari tempat duduknya sebelum film berakhir. Keunggulan pelatihan seharusnya terletak pada kemampuan pelatihnya dalam mengekspresikan pemahamannya tentang hakekat kemanusiaan peserta dalam setiap sesi pelatihan.

Untuk mengakrabkan peserta dengan perubahan, sesekali ajak peserta melakukan hal-hal yang berlawanan dengan kebiasaan, misalnya membaca tulisan dari belakang, berjalan mundur, mengubah posisi kaki saat duduk dan sebagainya. Beri kesempatan peserta merasakan, mengungkapkan dan mendiskusikan apa yang dirasakannya saat melakukan perubahan-perubahan tersebut.

Dengan demikian seluk beluk perubahan, seperti pendorong dan penghambatnya, manfaat dan akibatnya, tidak hanya diketahui tapi juga langsung dirasakan.

Melalui pengakraban perubahan pada peserta pelatihan, out bonds training pun bisa dilakukan di dalam ruangan. Bahkan setiap pelatihan sesungguhnya bisa menjadi out bonds training. Meski fisik peserta berada di dalam ruangan, namun alam pikirannya bisa diajak bertualang menembus batas ruang dan waktu, sehingga mampu melihat berbagai permasalahan kehidupan seperti melihat sebuah kubus dari keenam sisinya atau melihat benda dari delapan arah penjuru mata angin. Hasilnya, pikiran kita (peserta dan pelatih) menjadi lebih cerah dan jernih, tidak lagi terkejut ketika segalanya cepat berubah.

Majalah Khalifah Edisi 24, Juli 2010

Tidak ada komentar: