Oleh: Achmad Marzoeki
Masih banyak yang beranggapan visi-misi kandidat Bupati Kebumen tidak
penting. Jargon yang digunakan untuk melemahkan kedudukan visi-misi ini juga
teramat klise, “rakyat perlu bukti bukan janji” atau pertanyaan “lebih penting
mana visi-misi dengan aksi?” Hal ini mengindikasikan masih lemahnya pemahaman
masyarakat tentang fungsi dan tanggung jawab kepemimpinan seorang bupati.
Visi-misi disamakan dengan janji kandidat, yang kemudian dibandingkan dengan
bukti atau aksi, entah bukti dari apa dan aksi tentang apa. Pada akhirnya
sesuatu yang disebut bukti dan aksi adalah kontribusi kandidat dalam berbagai
kegiatan masyarakat. Meski belum bisa dikategorikan sebagai money politics, tapi menunjukkan masih
dangkalnya harapan terhadap seorang Bupati.
Dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Kebumen 2005-2025, sudah dijelaskan
bahwa “... Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah digunakan sebagai pedoman dalam
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah sesuai dengan visi, misi
dan program Bupati yang dipilih secara langsung oleh rakyat.” Ketentuan ini mengharuskan semua
kandidat yang hendak mengikuti Pemilihan Bupati Kebumen, sejak megikuti seleksi
di partai masing-masing atau yang hendak melalui jalur perseorangan, mesti
menyiapkan visi-misinya. Sehingga ketika bersosialiasi dengan masyarakat,
visi-misi itu pula yang mestinya disosialisasikan, bukan sekadar menjanjikan
rencana-rencana pragmatis seperti membangun jalan dan jembatan atau
mendatangkan investor untuk membangun industri, seperti harapan-harapan masyarakat
yang terlontar di media sosial. Jika para kandidat bersosialisasi dengan janji pragmatis
menunjukkan kualitas pemahamannya tentang manajemen pemerintahan daerah tak
jauh beda dengan masyarakat awam. Kandidat seperti ini yang memancing respon
berupa jargon “rakyat perlu bukti bukan janji” atau pertanyaan “lebih penting
mana visi-misi dengan aksi?”
Visi RPJP
Visi yang dituangkan dalam RPJP Kabupaten Kebumen 2005-2025 adalah “Kebumen yang Mandiri dan Sejahtera Berbasis
Agrobisnis.” Dengan RPJP tersebut, muara dari pembangunan Kabupaten Kebumen
adalah menjadi daerah agrobisnis terdepan di Jawa Tengah pada tahun 2025. Pengertian
tentang agribisnis di sini adalah mampu menghasilkan produk-produk pertanian dan produk olahan pertanian
yang memiliki nilai kompetitif yang tinggi baik untuk memenuhi kebutuhan lokal,
nasional, maupun internasional. Produk pertanian dihasilkan secara langsung dari
kegiatan bertani. Sedangkan produk olahan pertanian dihasilkan dengan
pengolahan produk pertanian dalam suatu industri agrobisnis, baik industri rumah
tangga maupun industri besar. Tolok ukur keberhasilan menjadi daerah agrobisnis
bisa dilihat dari sumbangan sub sektor agrobisnis pada tiga hal; pertama, kontribusi
pada pendapatan regional, kedua, penyerapan tenaga kerja, dan ketiga, peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Visi ini dijabarkan ke dalam lima misi yang akan dilaksanakan dalam empat
tahap RPJMD. Salah satu misi tersebut adalah “Mengembangkan agrobisnis serta usaha mikro, kecil dan menengah untuk
mewujudkan ekonomi kerakyatan.” Untuk RPJMD Tahap III (Tahun2015-2019) misi
ini dijabarkan ke dalam tujuh prioritas utama, yaitu: (1) Penguatan peran usaha mikro, kecil
dan menengah melalui pengembangan infrastruktur pendukung dan penguatan kelembagaan,
(2) Penguatan modal usaha mikro, kecil dan menengah serta petani untuk mendukung
pengembangan agrobisnis, (3) Penguatan kelembagaan agrobisnis, (4) Penguatan sektor
industri dan pariwisata untuk menghasilkan produk yang memiliki keunggulan
kompetitif, (5) Penguatan produktivitas pertanian, kelautan dan kehutanan untuk
mendukung pengembangan ekonomi kerakyatan, (6) Penguatan akses pelaku usaha dan
petani ke sumber daya produktif, dan (7) Penguatan kemitraan dan jaringan pasar.
Berdasarkan
pada tujuh prioritas itulah seorang kandidat bisa berkreasi dengan sejumlah
gagasannya tentang agribisnis, agar kelak bisa dimasukkan dalam Rencana
Kegiatan Pemerintah Daerah (RKPD) yang biayanya dianggarkan dalam APBD.
Sehingga bila gagasan-gagasannya dianggap sebagai sebuah janji, bisa
direalisasikan dengan baik. Tanpa kerangka berpikir yang didasarkan pada
pemahaman terhadap RPJP, gagasan seorang kandidat bisa bombastis, melambungkan
angan masyarakat dan membuatnya populer lalu terpilih, tapi akhirnya hanya
sekadar angin surga yang membuat kecewa.
Seperti gagasan
mendatangkan investor untuk membangun industri agar bisa membuka lapangan kerja
di Kebumen, tentu akan mendapat sambutan luar biasa, apalagi jika dalam
sosialisasi kandidat, investor yang bersangkutan dihadirkan. Namun mesti
dipahami di luar agribisnis, pembangunan industri tidak masuk dalam prioritas
utama yang digariskan RPJP Kabupaten Kebumen. Sehingga gagasan ini seperti
impian yang tak akan terwujud sampai masa jabatan berakhir. Kita bisa bercermin
pada rencana penambangan pasir besi dan pendirian pabrik semen Gombong yang
berlarut-larut, karena kurang sinkron dengan RPJP Kabupaten Kebumen.
Kondisi riil
Produk utama
sektor pertanian adalah sub sektor tanaman pangan padi dan jagung. Ketika RPJP Kabupaten
Kebumen disusun, selama kurun waktu lima tahun terakhir menjadi penyangga pangan
utamanya beras di Provinsi Jawa Tengah. Produksi padi selama Tahun 2001-2005 rata-rata
4,39 ton/hektar dengan luas areal produksi 72.435 hektar. Sedangkan untuk produksi
jagung rata-rata 3,46 ton/hektar dengan luas areal produksi 4.558 hektar. Pada
tahun 2013 produksi padi (sawah) mencapai 397.437,61 ton dengan luas areal
produksi 73.509 hektar, sehingga produktivitas lahan rata-rata 5,41 ton/hektar.
Sedangkan produksi jagung sebesar 29.189,14 ton dengan luas lahan 4.068 hektar,
atau produktivitas lahan rata-rata 7,18 ton/hektar (Kebumen Dalam Angka 2014).
Secara kuantitatif produksi padi dan jagung, termasuk luas lahan dan
produktivitasnya mengalami kenaikan. Namun secara kualitatif tak bisa
dipungkiri di pasar, masyarakat Kebumen justru lebih banyak yang mencari beras
dari luar Kebumen untuk konsumsi sehari-hari.
Seiring program pemerintah tentang pencapaian swasembada
pangan dengan tiga komoditas yakni padi, jagung dan kedelai, Kabupaten Kebumen melalui
Program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP–PTT) Non Kawasan
mendapat alokasi bantuan paket sarana produksi kedelai untuk lahan seluas 7.250
hektar pada tahun 2015 (tahun 2014 seluas 5.000 hektar). Sehingga jika pada
tahun 2013 produksi kedelai baru mencapai 4.539.33 ton dari luas lahan 3.217
hektar, maka semestinya produksinya akan meningkat pada tahun 2015. Merujuk
pada Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015 dari Ditjen Tanaman
Pangan Kementerian Pertanian, produksi kedelai Kabupaten Kebumen ditargetkan
sebanyak 13.874 ton dari luas lahan panen 9.833 hektar.
Produk sub sektor tanaman perkebunan, yaitu pandan dan
jenitri perlu mendapat perhatian. Pandan menjadi bahan kerajinan di Kebumen
namun di pasaran justru lebih dikenal sebagai produk daerah lain. Sedangkan
jenitri dari Kebumen sudah mempunyai nama di kalangan pembeli dari India, Cina
dan Nepal, yang untuk jenis tertentu bisa mempunyai nilai nominal yang tinggi. Produk
pertanian lainnya meski secara kuantitatif belum begitu menonjol namun cukup
memiliki nama seperti bengkuwang, kopi, semangka, durian, pisang cavendish dan pepaya california.
Untuk produk olahan hasil pertanian yang sudah cukup lama
diproduksi dan dikenal sebagai makanan produk Kebumen adalah lanting, manggleng
(balung kuwuk), sagon, satu dan gula Jawa. Sedangkan kerajinannya keset sabut
kelapa, anyaman pandan dan tudung bambu.
Visi kandidat
Dengan visi
RPJP Kabupaten Kebumen yang berbasis agribisnis serta kondisi riil sektor
pertanian dan industri agribisnis di Kabupaten Kebumen, visi kandidat Bupati
Kebumen perlu diuji apakah mampu untuk mengemban amanah memimpin pelaksanaan
RPJMD Tahap III nanti. Tanpa memiliki visi agribisnis yang kuat, Bupati Kebumen
terpilih nanti hanya sekadar menjalankan rutinitas. Dokumen-dokumen perencanaan
pembangunan Kabupaten Kebumen akan menjadi arsip bisu yang tersusun rapi karena
tak pernah disentuh lagi. Partisipasi masyarakat pun akan usai segera setelah
selesainya pelaksanaan Pemilihan Bupati Kebumen.
Akan lain
ceritanya bila para kandidat memiliki visi agribisnis yang kuat. Gagasannya
untuk mengembangkan agribisnis di seluruh Kabupaten Kebumen bisa menyentuh
sensitivitas sekaligus membangkitkan semangat sebagian masyarakat, khususnya
yang berkecimpung di dunia pertanian dan pengolahan hasil pertanian. Sangat
bisa jadi mereka yang semula apatis dan skeptis terhadap momen Pemilihan Bupati
akan berubah pikiran, lalu menyongsongnya dengan penuh gairah.
Siapapun yang
nanti kemudian terpilih, apabila memiliki visi-misi yang berbasis agribisnis,
akan memancing partisipasi dan kontribusi masyarakat selanjutnya. Informasi
kondisi aktual akan mengalir deras, menembus sekat-sekat yang selama ini bisa
jadi menghambat. Tentu mesti diikuti publikasi kebijakan Bupati dan seluruh
jajaran Pemkab Kebumen. Tak terkecuali dengan publikasi kebijakan dari Pusat
atau Pemerintah Provinsi Jateng, khususnya terkait program-program peningkatan
produksi pertanian dan pengembangan agribisnis melalui UKM. Sudah cukup banyak
program dari Pusat dan Pemerintah Provinsi yang pernah dirilis. Namun dalam
pelaksanaannya di tingkat Kabupaten, bisa jadi informasinya hanya beredar di
lingkungan tertentu, pencapaian target dan sasaran programnya menjadi tidak
maksimal.
Sebenarnya
cukup beruntung Kebumen memiliki media cetak dan beberapa media online lokal.
Selain melalui media sosial, para kandidat bisa memanfaatkan media-media
tersebut untuk menebar gagasan dan sosialisasi visi-misinya. Tak sekadar
sosialisasi figur dan rekam jejak karir masing-masing seperti dilakukan
sekarang. Apalagi tanpa terbaca pemikiran dan gagasan yang pernah
dikembangkannya selama berkarir. Sehingga masih sulit untuk menakar kualitas
kandidat yang nama-namanya sudah mulai menghiasi media dan diperbincangkan
dalam obrolan warung kopi. Siapa yang akan memulai, kita hanya bisa menunggu.
Karena sudah tidak kurang-kurangnya dorongan dari berbagai pihak agar para
kandidat mulai mempublikasikan visi-misinya.
Penulis adalah admin group facebook “Pemilihan Bupati Kebumen 2015-2020”
Kebumen Ekspres, Senin 23 Maret 2015, hal-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar