Rabu, Maret 21, 2012

Inilah Mengapa Curhat SBY Lebay Banget


Penulis: ApikoJM
Rabu, 21 Maret 2012 10:31

itoday – Curhat kepada publik perihal ancaman kepada diri dan keluarganya, bukti bahwa Presiden SBY sangat self-oriented, dalam arti segala indikator tentang nasib yang menimpa bangsanya, cukup dengan melihat apa yang terjadi terhadap diri dan keluarganya.

Pendapat itu dikemukakan pengamat social politik Achmad Marzoeki kepada itoday, Rabu (21/3).

Kang Juki, sapaan akrabnya, menjabarkan misalnya dalam soal kemakmuran, SBY menjadikan kondisi keluarganya indikator kondisi bangsa Indonesia.

“Keluarganya sudah makmur, dipikir bangsa Indonesia juga begitu. Keluarganya terancam dianggapnya juga merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia,” terang fungsionaris Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII).

Pernyataan SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat di hadapan kader-kader PD di kediamannya pada Minggu malam (18/3), juga indikator bahwa SBY tidak bisa mengayomi dan menenteramkan yang dipimpinnya.

“Menenangkan keluarga saja tidak bisa, bagaimana menenangkan bangsa Indonesia,” gugat Kang Juki.

Pernyataan SBY soal ancaman diri dan keluarganya, seharusnya tak dilakukan secara terbuka. Kenyataan bahwa SBY ‘curhat’ langsung ke public bisa juga berarti SBY tidak percaya dengan system pengamanan terhadap diri dan keluarganya.

“SBY tidak percaya pada aparatnya, baik paspampres, BIN, sampai BNPT dan Densus 88. Kalau penembakan lima terduga teroris di Bali tidak membuat SBY percaya kepada BNPT, hanya akan menciptakan keresahan baru. Jangan-jangan mereka memang bukan teroris,” urai penulis novel sarat kritik social politik berjudul Pil Anti Bohong ini.

Kang Juki menandaskan, kalau SBY merasa dengan menjadi presiden hidupnya menjadi tidak aman, ya silakan mundur saja.

“Kalau dengan jadi presiden khawatir keluarganya terancam ya silakan mundur. Mungkin lebih aman tinggal di Tanah Air keduanya, AS,” pungkas Kang Juki merujuk SBY yang pernah menyatakan ‘Amerika is my second country’ pada sebuah media asing, beberapa tahun yang lalu.*